CERPEN: SETETES AIR MATA DAN 100 PERJUANGAN
Ilustrasi Cerpen Setetes air mata dan 100 perjuangan-Lathifah Khairun Nisa-RADARBENGKULU
“Baiklah. Saya ambil vas ini, terima kasih!.”seru wanita itu. Lalu, langsung pergi menggunakan mobilnya.
BACA JUGA:Cerpen SWEET CAKE (KARYA LATIFA KHAIRUN NISA)
Langit sudah mulai gelap. Samudra masih berkeliling dengan jualan yang baru laku beberapa saja. Namun laki-laki itu tidak akan menyerah untuk berjualan supaya dagangan Ayahnya habis.
Sedangkan di sisi lain wanita yang membeli vas bunga tadi ternyata diam diam mengikutinya. “Maaf pak. Apa bapak sering melihat laki-laki itu berjualan?”tanya wanita itu kepada warga di sekitar gang rumah Samudra.
“Sering mbak. Anak laki-laki itu akan berjualan siang hari.
Tergantung jadwal kuliahnya. Sekali-kali saya juga pernah melihat Ayahnya yang berjualan. Saya terharu melihat perjuangan anak itu. Setiap hari ia rela berjualan menggunakan sepeda demi sang Ayah,” balas salah seorang warga yang sangat mengenal Samudra.
Wanita itu ikut terharu dengan perjuangan Samudra demi menggantikan sang Ayah agar tidak sakit ia rela berjualan menggunakan sepeda.
“Kalau saya boleh tau, ia anak tunggal atau memiliki seorang adik pak?” sahutnya dengan sangat sopan kepada warga tersebut.
BACA JUGA:Cerpen: Hati Yang Luka
Samudra adalah anak pertama dan memiliki 3 adik yang jaraknya tidak terlalu jauh. Adik ke 1 kelas 3 SMA, adik ke 2 kelas 1 SMA dan adik yang terakhir kelas 2 SMP. Ibuya juga kerja sebagai pembantu di salah satu rumah warga mbak. Samudra menggantikan ayahnya berjualan sudah 1 tahun belakangan ini,”ujar Pak Heri menjelaskan.
“Terima kasih banyak pak atas informasinya. Saya senang bisa mengetahui kisah Samudra,”ucapnya sangat berterimakasih kepada pak Heri karena sudah menjawab pertanyaannya dengan sabar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: radarbengkulu